1. PENGUAT
KELAS A
a. Pengertian
Penguat Kelas A
Penguat
tipe kelas A dibuat dengan mengatur arus bias yang sesuai di titik tertentu
yang ada pada garis bebannya, sehingga seluruh sinyal keluarannya bekerja pada
daerah aktif. Selanjutnya dapat menggambar garis beban rangkaian ini dari rumus
tersebut. Sedangkan resistor Ra dan Rb dipasang untuk menentukan arus bias.
Sebelumnya menetapkan berapa besar arus Ib yang memotong titik Q.
Ciri khas dari
penguat kelas A, seluruh sinyal keluarannya
bekerja pada daerah aktif. Penguat tipe class A disebut
sebagai penguat yang memiliki tingkat fidelitas yang tinggi. Asalkan sinyal
masih bekerja di daerah aktif, bentuk sinyal keluarannya akan sama persis dengan sinyal input. Namun
penguat kelas A ini memiliki efisiensi yang rendah kira-kira hanya 25% - 50%.
Ini tidak lain karena titik Q yang
ada pada titik A, sehingga walaupun
tidak ada sinyal input (atau ketika
sinyal input = 0
Vac) transistor tetap bekerja pada daerah aktif dengan arus bias konstan.
Transistor
selalu aktif (ON) sehingga sebagian besar dari sumber catu daya terbuang
menjadi panas.Karena ini juga transistor penguat kelas A perlu ditambah dengan
pendingin ekstra seperti heatsink yang lebih besar.
Contoh dari
penguat class A adalah adalah rangkaian dasar common emiter (CE)
transistor.Penguat tipe kelas A dibuat dengan mengatur arus bias yang sesuai di
titik tertentu yang ada pada garis bebannya.
Sumber teori : http://elkakom.blogspot.com/2011/04/penguat-kelas-a_12.html
b. Rangkaian
Penguat Kelas A
Gambar 1.1 Rangkaian penguat kelas A
c. Prinsip Kerja Penguat Kelas A
Garis beban pada penguat di atas ditentukan
oleh resistor Rc dan Re dari rumus VCC = VCE + IcRc+ IeRe. Jika Ie
= Ic maka
dapat disederhanakan menjadi VCC
= VCE +
Ic (Rc+Re). Selanjutnya pembaca
dapat menggambar garis beban rangkaian ini dari rumus tersebut. Sedangkan
resistor Ra dan Rb dipasang untuk
menentukan arus bias. Pembaca dapat
menentukan sendiri besar resistor-resistor pada rangkaian tersebut dengan
pertama menetapkan berapa besar arus Ib yang memotong titik Q.
d. Kelebihan Dan Kekurangan
Penguat Kelas A
Kelebihan
:
Sinyal keluaran sama dengan
sinyal input.
Bentuk rangkaian lebih
sederhana dari penguat yang lain.
Tidak terjadi crossover
device
Kekurangan
:
Memiliki efisiensi yang
rendah kira-kira hanya 25% - 50%.
Transistor
selalu aktif (ON) sehingga sebagian besar dari sumber catu daya terbuang
menjadi panas.
2. PENGUAT KELAS B
a. Pengertian
Penguat Kelas B
Titik B adalah satu titik pada garis beban dimana titik
ini berpotongan dengan garis arus Ib = 0. Karena letak titik yang demikian,
maka transistor hanya bekerja aktif pada satu bagian phase gelombang saja.
Panas
yang berlebih menjadi masalah
tersendiri pada penguat kelas A. Maka dibuatlah penguat kelas B dengan titik Q yang
digeser ke titik B (pada gambar 1 di bawah). Titik B adalah satu titik
pada garis beban dimana titik ini
berpotongan dengan garis arus
Ib =
0. Karena letak titik yang demikian, maka transistor
hanya bekerja aktif pada satu bagian phase gelombang saja. Oleh sebab itu
penguat kelas B selalu dibuat dengan 2 buah transistor Q1 (NPN) dan Q2 (PNP).
Sumber teori : http://elkakom.blogspot.com/2011/04/penguat-kelas-b_12.html
b.
Rangkaian
Penguat kelas B
Gambar 1.2 Rangkaian penguat puss Pull
c. Prinsip kerja Penguat kelas B
Karena kedua transistor ini bekerja bergantian, maka
penguat kelas B sering dinamakan sebagai penguat Push-Pull. Rangkaian dasar PA
kelas B adalah seperti pada gambar-1.2. Jika sinyalnya berupa gelombang sinus,
maka transistor Q1 aktif pada 50 % siklus pertama (phase positif 0o-180o) dan selanjutnya
giliran transistor Q2 aktif pada siklus 50 % berikutnya (phase negatif 180o –
360o). Penguat kelas B lebih efisien dibanding dengan kelas A, sebab jika tidak
ada sinyal input ( vin = 0 volt) maka arus bias Ib juga = 0 dan praktis membuat
kedua trasistor dalam keadaan OFF.
Efisiensi penguat kelas B kira-kira sebesar 75%. Namun
bukan berarti masalah sudah selesai, sebab transistor memiliki ke-tidak
ideal-an. Pada kenyataanya ada tegangan jepit Vbe kira-kira sebesar 0.7 volt
yang menyebabkan transistor masih dalam keadaan OFF walaupun arus Ib telah
lebih besar beberapa mA dari 0. Ini yang menyebabkan masalah cross-over pada
saat transisi dari transistor Q1 menjadi transistor Q2 yang bergantian menjadi
aktif. Gambar-1.3 menunjukkan masalah cross-over ini yang penyebabnya adalah
adanya dead zone transistor Q1 dan Q2 pada saat transisi. Pada penguat akhir,
salah satu cara mengatasi masalah cross-over adalah dengan menambah filter
cross-over (filter pasif L dan C) pada masukan speaker.
Gambar
1.3 Kurva penguatan kelas B
d. Kelebihan Dan Kekurangan
Penguat Kelas B
Kelebihan
:
Ø Praktis
membuat kedua trasistor dalam keadaan OFF.
Ø Efisiensi
penguat kelas B kira-kira sebesar 75%.
· Kekurangan :
Ø Transistor
memiliki ke-tidak ideal-an.
3. PENGUAT KELAS AB
a. Pengertian dasar kelas AB
Cara
lain untuk mengatasi cross-over adalah dengan menggeser sedikit titik Q pada
garis beban dari titik B ke titik AB. Ini tujuannya tidak lain adalah agar pada
saat transisi sinyal dari phase positif ke phase negatif dan sebaliknya,
terjadi overlap diantara transistor Q1 dan Q2. Pada saat itu, transistor Q1
masih aktif sementara transistor Q2 mulai aktif dan demikian juga pada phase
sebaliknya. Penguat kelas AB merupakan kompromi antara efesiensi (sekitar 50% -
75%) dengan mempertahankan fidelitas sinyal keluaran.
b.
Rangkaian
dasar AB
c. Prinsip Kerja Penguat Kelas AB
Ada beberapa teknik yang sering dipakai untuk menggeser
titik Q sedikit di atas daerah cut-off. Resistor R2 di sini berfungsi untuk
memberi tegangan jepit antara base transistor Q1 dan Q2. Pembaca dapat
menentukan berapa nilai R2 ini untuk memberikan arus bias tertentu bagi kedua
transistor. Tegangan jepit pada R2 dihitung dari pembagi tegangan R1, R2 dan R3
dengan rumus VR2 = (2VCC) R2/(R1+R2+R3). Lalu tentukan arus base dan lihat
relasinya dengan arus Ic dan Ie sehingga dapat dihitung relasiny dengan
tegangan jepit R2 dari rumus VR2 = 2x0.7 + Ie(Re1 + Re2). Penguat kelas AB
ternyata punya masalah dengan teknik ini, sebab akan terjadi peng-gemukan
sinyal pada kedua transistornya aktif ketika saat transisi. Masalah ini disebut
dengan gumming.
d. Kelebihan Dan Kekurangan
Penguat Kelas AB
Kelebihan
:
Ø kompromi
antar efisiensi dan fidelitas penguat
Ø kompromi
antara efesiensi (sekitar 50% - 75%)
Kekurangan
:
Ø mengaktifkan
salah satu transistor saja pada saat transisi.
4. PENGUAT KELAS C
Transistor penguat kelas C bekerja aktif
hanya pada phase positif saja, bahkan jika perlu cukup sempit hanya pada
puncak-puncaknya saja dikuatkan. Sisa sinyalnya bisa direplika oleh rangkaian
resonansi L dan C.
Untuk penguat kelas B dibutuhkan 2
transistor untuk bekerja dengan baik, maka ada penguat yang disebut kelas
C yang
hanya perlu 1 transistor.
Ada beberapa aplikasi yang
memang hanya memerlukan 1 phase positif saja. Contohnya adalah pendeteksi dan penguat frekuensi pilot, rangkaian penguat
tuner RF dan sebagainya. Transistor penguat kelas C bekerja
aktif hanya pada phase positif
saja, bahkan jika perlu cukup
sempit hanya pada
puncak-puncaknya saja dikuatkan.
Sisa sinyalnya bisa direplika oleh rangkaian resonansi L dan C. Tipikal dari
rangkaian penguat kelas
b.
Rangkaian dasar penguat c
Gambar
1.6 Rangkaian penguat
kelas C
C.
Prinsip dasar penguat C
Rangkaian ini
juga tidak perlu dibuatkan bias,
karena transistor memang sengaja
dibuat bekerja pada daerah saturasi. Rangkaian L C pada rangkaian
tersebut akan ber-resonansi dan ikut berperan penting dalam me-replika kembali sinyal input menjadi sinyal output dengan frekuensi yang sama. Rangkaian ini
jika diberi umpanbalik dapat menjadi rangkaian osilator RF yang sering
digunakan pada pemancar. Penguat kelas C memiliki efisiensi yang tinggi bahkan sampai 100%, namun tingkat
fidelitasnya memang lebih rendah. Tetapi
sebenarnya fidelitas yang tinggi bukan menjadi tujuan dari penguat
jenis ini.
e. Kelebihan Dan Kekurangan
Penguat Kelas C
· Kelebihan :
Ø Penguat
kelas C memiliki efisiensi yang tinggi bahkan sampai 100%.
· Kekurangan :
Ø Namun
tingkat fidelitasnya memang lebih rendah.
Ø Pada
kekurangan kelas B, kelas C lebih parah.
Ø Kelas
C tidak dapat digunakan pada audio amplifier.
5. PENGUAT KELAS D
a. Pengertian penguat Kelas D
Penguat
kelas-D adalah sebuah penguat elektronik yang menggunakan
pensakelaran transistor sebagai metoda utama untuk
memberikan daya keluaran, tidak seperti penguat linier kelas-A, kelas-B,
ataupun kelas-AB yang menggunakan resistansi aktif dari transistor. Oleh karena
itu, penguat ini memiliki efisiensi daya yang lebih tinggi, dengan hasil
tambahan berupa pengurangan benaman bahang yang dibutuhkan. Filter LC lulus
bawah menghaluskan pulsa-pulsa keluaran pada beban.
Penguat
kelas-D sering digunakan jika dibutuhkan keluaran berdaya tinggi. Sebagai
contoh, sistem penguat Crest Audio CD3000 yang memiliki daya keluaran 1500
watt, hanya seberat 21 kg
Sumber
teori : http://id.wikipedia.org/wiki/Penguat_kelas-D
b. Rangkaian
dasar penguat D
Gambar
1.7 Rangkaian penguat
kelas D
Gambar
1.7 Ilustrasi modulasi PWM penguat kelas d
c. Prinsip kerja penguat D
Penguat kelas D menggunakan teknik PWM (pulse width
modulation), dimana lebar dari pulsa ini proporsioal terhadap amplituda sinyal
input. Pada tingkat akhir, sinyal PWM men-drive transistor switching ON dan OFF
sesuai dengan lebar pulsanya. Transistor switching yang digunakan biasanya
adalah transistor jenis FET. Konsep penguat kelas D ditunjukkan pada gambar-1.7.
Teknik sampling pada sistem penguat kelas D memerlukan sebuah generator
gelombang segitiga dan komparator untuk menghasilkan sinyal PWM yang
proporsional terhadap amplituda sinyal input. Pola sinyal PWM hasil dari teknik
sampling ini seperti digambarkan pada gambar-1.8. Paling akhir diperlukan
filter untuk meningkatkan fidelitas.
d. Kelebihan Dan Kekurangan
Penguat Kelas C
·
Kelebihan
¨
Efisiensi daya yang tinggi (mencapai
≥90%)
¨
Pengurangan ukuran dan berat
penguat.
¨
Pengurangan borosan daya sebagai
bahang.
¨
Pengurangan ukuran benaman bahang
(karena efisiensinya yang tinggi)
·
Kekurangan
¨ selalu
ada kerugian,
¨ baik
karena kebocoran,
¨ penurunan
tegangan,
¨
kecepatan pensakelaran.
Sumber
teori : http://id.wikipedia.org/wiki/Penguat_kelas-D
This entry was posted on Rabu, 21 Maret 2012 at 01.01. You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response.
Hak Cipta Dilindungi UURI No. 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta dan UURI No.11 Tahun 2008 Tentang ITE. Diberdayakan oleh Blogger.